English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Monday, August 9, 2010

"Kegiatan FD, TPKM Pada Musyawarah Khusus Perempuan"

Oleh : Ismail Imran Ngaba
(Koord. DMC Kab.Flotim-NTT)

“Bu TPKM .... bangun Posyandu jo .... bisa ko? Masa harus di bawah pohon terus?!”

Salah satu keluhan seorang ibu kepada TPKM pada saat Pelaksanaan Musyawarah Khusus Perempuan di desa.
Itulah gambaran pengetahuan masyarakat yang dikategorikan sebagai daerah tertinggal. Dalam benak mereka pembangunan adalah sesuatu yang dibiayai yang terlihat jelas oleh mata (berbentuk pembangunan fisik). Namun, di luar sana masih banyak permasalahan kesehatan yang harus dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Di Kabupaten Flores Timur khususnya banyak sekali masalah kesehatan yang harus dihadapi yang terkadang tidak dipandang secara jeli oleh masyarakat. Sebagai contoh, masih banyak kejadian kematian ibu akibat persalinan dan kematian bayi/balita akibat kekurangan gizi dan juga pertolongan persalinan yang tidak semestinya.
Keluhan ibu tadi ditanggapi oleh seorang TPKM dengan pertanyaan & himbauan, “Apakah dengan dibangunkan Posyandu masalah kematian ibu dan anak serta masalah malaria di desa kita sudah bisa diatasi? Nah, saatnya sekarang yang harus kita pikirkan bersama bagaimana menanggulangi berbagai macam masalah khususnya di bidang kesehatan masyarakat, kesehatan ibu dan anak yang ada diwilayah desa kita ini!"

Seiring dengan luasnya wilayah Kabupaten Flores Timur tidak diimbangi dengan tenaga kesehatan yang ada terutama tenaga Bidan. Masih banyak desa-desa yang belum ada tenaga Bidan sehingga masih banyak pula pertolongan persalinan yang dilakukan oleh Paraji (Dukun Beranak) yang kadang sukses, kadang mengalami kejadian kematian bayi karena pertolongan persalinan yang tidak memenuhi standard medis. Diperlukan kesadaran dari pemerintah daerah dan masyarakat bahwa kesehatan ibu dan anak, gizi yang baik selama kehamilan akan menekan angka kematian bayi/balita. Perekonomian rakyat harus diperbaiki sehingga kesejahteraan rakyat bisa tercapai.
Bidan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak balita bagi masyarakat pedesaan. Meski keberadaannya sangat dibutuhkan, perhatian pemerintah terhadap nasib para bidan masih minim. Bertugas di daerah terpencil sering kali menuntut para bidan harus menempuh medan sulit dan berbahaya dalam memberi layanan persalinan. Karena wilayah geografis luas dan sulit dijangkau, biaya operasional bidan di daerah terpencil, terutama terkait transportasi pun membengkak dan kadang harus berjalan kaki. Sulitnya mengubah perilaku kesehatan masyarakat dirasakan para bidan desa terutama yang bertugas di daerah terpencil. Selain menghadapi fasilitas fisik terbatas, para bidan desa juga memikul tanggung jawab terhadap masalah angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Meski demikian, di tengah medan yang sulit, para perempuan perkasa itu ada yang tetap mengabdikan diri demi meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak balita.

"Terima kasih ya, bu bidan ... sampai jumpa lagi ya, mama-mama!"