English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Monday, August 8, 2011

Kunjungan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT)

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi NTT
27-29 MEI 2011

Pada tanggal 27 – 30 Mei 2011 kembali Provinsi NTT menerima kunjungan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini yang kali ini didampingi oleh Sekretaris Kementerian Ir. Lucky Korah, Deputi dan Asdep, Staff Khusus Menteri dan Anggota Komisi V DPR-RI yang berasal dari NTT yaitu, Saleh Husin dan Fari Djemy Francis.

Agenda pak Menteri pada kunjungan kali ini cukup padat. Kunjungan pertama adalah ke Kabupaten Timor Tengah Utara dengan agenda dialog dengan Bupati Timor Tengah Utara beserta masyarakat, mengunjungi Sekolah Dasar Katolik Karitas di desa Oenenu Kecamatan Miomaffo Timur, kemudian ke Kabupaten TTS dengan agenda mengunjungi Pondok Pesantren Miftahuddin Desa Oe Ekam Kecamatan Amanuban Timur, SMK Negeri 1 SoE, Penutupan Festival Budaya, dan Upacara Adat Ningkam Haumeni.

Tanggal 26 Mei 2011, NMC P2DTK Bapak Ade Wahid (TA Monev) dan Bapak David Stefanus (Jr. MIS) tiba di Kupang untuk bersama-sama PMC NTT melakukan persiapan-persiapan untuk kunjungan Menteri dimaksud. Sertifikat, Leaflet, Spanduk, sub-project yang akan diresmikan oleh Menteri PDT semua dipersiapkan secara marathon dengan melibatkan Team Leader DMC NTT-1 Bapak Ahmad Rifai dan seluruh DMC serta FK Kabupaten TTS juga masyarakat setempat. Setelah memasang Spanduk Selamat Datang kepada Bapak Menteri PDT dan Anggota Komisi V DPR-RI di Bandara El Tari setelah terlebih dahulu memohon izin kepada Admin Bandara El Tari Kupang, Pak Ade Wahid, Pak David Stefanus dan Pak David Taopan (TA HCU-NTT) bertolak menuju Kabupaten TTS dengan tujuan Desa Tune Kecamatan Tobu untuk mempersiapkan sub-project Polindes bersama-sama dengan KM Kabupaten, FK dan masyarakat. Polindes tersebut rencananya akan diresmikan oleh Menteri Negara PDT Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini pada tanggal 29 Mei 2011.

Sesuai jadwal, Menteri PDT tiba di Bandara El Tari Kupang pada pukul 22.00 WITA menggunakan pesawat Lion Air. Turut dalam rombongan penyambutan, Koordinator PMC PNPM Mandiri DTK / P2DTK Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Bapak Herman J. Banoet. Dari bandara rombongan Menteri langsung menuju Restaurant Nelayan ditemani oleh Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya beserta jajaran. Setelah melepas lelah dan menikmati hidangan makan malam yang disediakan, rombongan Menteri pun menuju Hotel Kristal untuk beristirahat ± jam 00.30 WITA. Kami pun pulang dan beristirahat karena tanggal 28 Mei 2011 harus mengikuti rombongan Menteri menuju Kota Kefa Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Pukul 08,00 WITA kami bertolak lebih dulu menuju kota Kefa, karena Pak Menteri masih ada agenda bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Turut dalam rombongan kecil kami Bapak Ir. Andjar Koentjoro, M.Sc. Plt. Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus, Bapak Drs. Hasman ASDEP Urusan Pengembangan Perdesaan. Jarak Kupang – Kefa ± 197 KM dalam waktu 4 (empat) jam. Selama dalam perjalanan kami banyak bertukar cerita, dan ternyata Pak Andjar juga pak Hasman punya koleksi joke-joke segar sehingga tanpa terasa kami sudah tiba di Kota SoE. Kami mampir sebentar ke Kantor BAPPEDA Kabupaten TTS untuk bertemu dengan SATKER dan juga Konsultan Kabupaten yang pada saat itu sedang bertemu dengan Bupati TTS untuk membicarakan persiapan kunjungan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal di Kabupaten TTS. Kami mengadakan rapat kecil di ruangan rapat Kantor BAPPEDA yang dihadiri oleh SATKER, NMC, PMC, DMC, Staff dari Kementerian PDT. Pak Hasman memberikan pengarahan-pengarahan sehubungan dengan rencana kunjungan Menteri Negara PDT dan menanyakan progress persiapan untuk kunjungan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal di lokasi sub-project yang akan diresmikan oleh Menteri Negara PDT. ± 30 menit kami berada di kota SoE. Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Kefa Kabupaten TTU. Rombongan kami masih tetap, Pak Andjar Koentjoro, Pak Hasman, Pak Herman J. Banoet (koordProv) dan saya (MIS PMC). Kembali joke-joke segar dari pak Andjar dan pak Hasman menemani perjalanan kami sehingga tidak terasa kami sudah tiba di perbatasan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dengan Timor Tengah Utara (TTU) yang jalannya masih dalam proses perbaikan akibat longsor bulan April lalu. Kami sempat berpapasan dengan rombongan Bupati TTU yang hendak menjemput Bapak Menteri di perbatasan TTS-TTU. ± pukul 12 siang kami memasuki kota Kefamenanu. Kami langsung menuju Rumah Jabatan Bupati TTU karena Pak Andjar juga Pak Hasman harus bertemu dengan Protokoler Kementerian PDT untuk memantau persiapan penyambutan Menteri PDT.

Pukul 14.00 WITA lebih sedikit, rombongan Menteri Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini memasuki kota Kefa dan menuju Rumah Jabatan Bupati TTU didampingi Bupati TTU Raymundus Fernandes dan Wakil Bupati Aloysius Kobes beserta jajaran. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal disambut dengan Upacara Adat Timor penyambutan tamu kehormatan. Setelah upacara penyambutan, Menteri PDT beristirahat sambil berdialog dengan Bupati TTU, Wakil Bupati, beserta Tokoh Masyarakat setempat.

Pada kesempatan kunjungan ke Kabupaten TTU ini, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal menyampaikan program-program Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam usaha mengentaskan kemiskinan, meningkatkan potensi dan Pengembangan Komoditas Unggulan dan Produk Unggulan Kabupaten. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal juga memberikan Bantuan Sosial sebesar 3 (tiga) Miliar Rupiah kepada Kabupaten TTU yang diterima secara simbolis oleh Bupati TTU, Raymundus Fernandes.

Setelah berdialog dengan tokoh masyarakat dan menyerahkan bantuan truck kepada Pemda TTU, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang didampingi oleh Sekretaris Menteri, Lucky Korah, Anggota Komisi V DPR RI Daerah Pemilihan NTT Saleh Husin beserta rombongan bersama dengan Bupati, Muspida TTU melakukan kunjungan ke Sekolah Dasar Katolik (SDK) Karitas di desa Eonenu, Kecamatan Miomaffo Timur. Pemandangan mengharukan kami jumpai sepanjang jalan menuju lokasi SDK Karitas yaitu sambutan dari anak-anak SD berseragam Putih-Merah membentuk pagar betis sambil melambaikan bendera merah putih di tangan mereka yang mungil. Tergambar kepolosan, ketulusan dan kebanggaan di wajah mereka yang begitu antusias dan bersemangat menyambut rombongan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal. Yah, potret anak desa yang jarang sekali mendapat kunjungan dari pemimpin-pemimpin dari Jakarta. Mungkin untuk bertatap muka dengan Pejabat/Pemimpin Provinsi bahkan kabupaten pun sangat sulit mereka alami. Sapaan, “selamat soreee bapak!” oleh anak-anak SDK Karitas dan mungkin juga murid-murid dari Sekolah Dasar di sekitar bukan karena diatur demikian oleh para guru atau panitia penyambutan, tetapi murni dan spontan mereka ucapkan karena sudah menjadi kebiasaan mereka setiap hari, saling menyapa, saling mengucapkan selamat kepada siapa saja yang mereka temui. Tentunya sudah jarang kita temui pada anak-anak di kota-kota besar.

Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal beserta rombongan disambut di depan pintu gerbang SDK Karitas dengan pengalungan selendang tenun motif Timor yang sudah menjadi tradisi dalam penyambutan tamu kehormatan. Menteri Negara PDT tidak hanya disambut oleh murid-murid SD beserta para Guru dan Camat Miomaffo Timur, tetapi juga oleh masyarakat setempat yang tumpah ruah penuh semangat ikut menyambut rombongan Menteri Negara PDT. Di depan gedung SDK Karitas, tepatnya di lapangan Upacara telah disetting untuk prosesi acara ramah-tamah serta dialog dengan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini disambut tarian dan lagu-lagu daerah oleh murid-murid SDK Karitas dengan diiringi gitar dan angklung. Pak Menteri pun ikut bertepuk tangan mengikuti irama lagu yang didendangkan. Dengan senyum ramah dan kebapakan, pak Menteri kemudian memperkenalkan diri kepada murid-murid SDK Karitas yang dengan tertib mengambil tempat di kursi-kursi yang sudah disiapkan. Dengan bahasa yang sederhana, yang mudah dipahami oleh anak-anak usia Sekolah Dasar, pak Menteri mengajak berdialog beberapa orang murid SDK Karitas yang dengan kepolosan anak-anak menjawab pertanyaan pak Menteri kadang megundang senyum dan tawa. Sementara pak menteri terlihat sangat menikmati perannya berbaur dengan anak-anak SDK Karitas, bisa merangkul, bisa tertawa lepas bahkan bisa bercanda dengan mereka. Tentu beliau terkenang kembali masa-masa kecil dan sekolah beliau beberapa puluh tahun lalu.

Kesempatan kunjungan Menteri ini pun tidak disia-siakan oleh Kepala SDK Karitas yang kemudian menyampaikan permohonan bantuan kepada pak Menteri. Menteri Negara PDT pun menyanggupi permohonan Kepala SDK Karitas dan berjanji akan memberikan bantuan kepada SDK Karitas sesuai kebutuhan SDK tersebut.

Tidak terasa ± 1 Jam 30 menit Pak Menteri berdialog dengan murid-murid SDK Karitas. Pak Menteri pun pamit kepada murid-murid SDK Karitas sambil berpesan dan mengingatkan untuk selalu tekun serta bersemangat dalam belajar, harus mempunyai cita-cita setinggi bintang di langit dan harus berusaha sekuat tenaga untuk menggapainya, tentunya dengan bersekolah setinggi-tingginya dengan demikian bisa membantu membangun daerah, juga bangsa dan Negara Indonesia.

Dengan dikawal Voorrijder rombongan Menteri Negara PDT kemudian meninggalkan SDK Karitas, seterusnya meninggalkan kota Kefa menuju Kabupaten TTS dengan agenda berkunjung ke Pondok Pesantren Miftahuddin di Desa Oe Ekam Kecamatan Amanuban Timur. ± Jam 20.00 WITA kami tiba di lokasi Pondok Pesantren Miftahuddin. Para Santri, Pengasuh Pondok beserta masyarakat sekitar sudah menunggu sejak pagi, dan mempersiapkan segala sesuatu demi kelancaran acara kunjungan Menteri Negara PDT di Pondok Pesantren Miftahuddin. Menteri Negara PDT dan rombongan disambut oleh Bupati TTS Ir. Paul V.R. Mella beserta jajaran, para Santri, Pengurus Pondok, Tokoh Masyarakat setempat, Muspida dan Masyarakat dengan iringan musik Qasidah yang dibawakan oleh para Santri Pondok Pesantren Miftahuddin. Acara dilanjutkan dengan pembacaan Ayat-Ayat Suci Al’Quran, sambutan dari Pengurus Pondok Pesantren yang mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kesediaan Menteri Negara PDT meluangkan waktu berkunjung ke Pondok Pesantren Miftahuddin juga mengisahkan sejarah berdirinya Pondok Pesantren di desa Oe Ekam, program-program Pondok Pesantren, dan tentunya permohonan bantuan kepada Menteri Negara PDT.

Menteri Negara PDT Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini dalam sambutannya menyampaikan penghargaan kepada Pengurus Pondok Pesantren Miftahuddin atas undangannya. Pak Menteri yang juga pernah mondok di Pesantren menceritakan suka-duka beliau waktu masih menjadi Santri. Beliau juga berpesan dan mengingatkan para Santri Pondok Pesantren Miftahuddin untuk tetap tekun dan rajin belajar ilmu agama juga ilmu pengetahuan umum, dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, menjunjung tinggi wawasan kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebelum meninggalkan Pondok Pesantren Miftahuddin, Menteri Negara PDT beserta rombongan dijamu makan malam oleh Pengurus Pondok Pesantren dan masyarakat setempat. Dan setelah beristirahat makan malam dan foto bersama, Menteri PDT pun pamit kepada seluruh masyarakat, Pengurus dan para Santri Pondok Pesantren Miftahuddin untuk melanjutkan perjalanan ke Kota SoE karena dari info yang kami terima, telah menunggu sejak pagi masyarakat dan Muspida setempat di Aula Gedung DPRD Kabupaten TTS.

Perjalanan menuju SoE lancar dengan bantuan Voorrijder. Dan pada jam 23.00 WITA kami tiba di Kota SoE, langsung menuju Gedung DPRD Kabupaten TTS. Ternyata di Gedung DPRD sudah menunggu masyarakat, Ketua dan Anggota DPRD dan unsur Muspida setempat. Menteri Negara PDT beserta rombongan disambut dengan tarian prosesi adat Natoni disertai pengalungan selendang adat.

Setelah bersitirahat sejanak, protokoler Bupati kemudian membuka acara dengan mengucapkan selamat datang kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) beserta rombongan. Selanjutnya sambutan dari Ketua DPRD Kabupaten TTS, Eldat Nenabu. Dalam sambutannya, Eldat Nenabu menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri Negara PDT atas kunjungan ke Kabupaten TTS, dan menyampaikan apresiasi karena Menteri yang paling banyak berkunjung ke Provinsi NTT adalah Menteri Negara PDT dibandingkan dengan Menteri lainnya. Hal senada juga disampaikan oleh Anggota Komisi V DPR RI, Saleh Husin yang menyampaikan bahwa NTT selalu menjadi prioritas Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal karena masih banyak program-program Kementerian PDT yang perlu diterima di Provinsi NTT yang memang masih banyak Kabupaten dan Kecamatan masuk daftar daerah tertinggal. Bupati TTS Ir. Paul V. R. Mella dalam sambutannya menyebutkan Program-Program Kementerian PDT yang diterima oleh Kabupaten TTS dan dalam urutan teratas disebutkan Program P2DTK. Karena memang, lewat P2DTK banyak masyarakat di daerah atau desa-desa dalam katagori tertinggal dan sulit dijangkau bisa terbantu lewat pembukaan jalan, air bersih, kesehatan dan langsung merasakan manfaatnya. Bupati mengharapkan masih mendapat Program P2DTK apabila ada fase lanjutan. Bupati juga memaparkan agenda acara Menteri yang sudah disiapkan, yaitu yang pertama menuju SMK Negeri 1 SoE memberikan kuliah umum, kemudian menuju Desa Nausus Kecamatan Mollo menutup Festival Budaya dan Upacara Adat Ningkam Haumeni, dan terakhir menuju desa Tune Kecamatan Tobu meresmikan Polindes sub-project P2DTK dana BLM Kecamatan Siklus 3 DIPA 2010 serta penandatanganan Sertifikasi kegiatan Program P2DTK di Kabupaten TTS.

Dalam sambutannya, menteri Negara PDT mengatakan bahwa, “Percepatan pembangunan daerah tertinggal adalah isu yang menjadi perhatian utama pada periode pembangunan Indonesia 2010-2014. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam RPJM Nasional 2010 – 2014, salah satu misi Presiden kita tentang Memperkuat Dimensi Keadilan Di Semua Bidang.” Lebih lanjut menteri mengatakan, “Daerah tertinggal masih dicirikan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah dan tingkat kemiskinan yang tinggi. Kualitas sumber daya manusia didaerah tertinggal pada Tahun 2007 yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih berada pada angka 67,2 atau masih dibawah IPM Nasional. Kondisi kemiskinan di kabupaten daerah tertinggal pada Tahun 2007 masih sebesar 23,4 persen, atau lebih tinggi dibanding persentase kemiskinan nasional (16,6%).” Menteri melanjutkan, “Hal yang cukup menggembirakan adalah bahwa program P2DTK mulai TA. 2007 s.d TA. 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah mewujudkan 1.050 kegiatan melalui BLM Kabupaten dan BLM Kecamatan. Khusus di Kabupaten Timor Tengah Selatan telah mewujudkan 354 kegiatan melalui BLM Kabupaten BLM Kecamatan. Semua Kegiatan tersebut merupakan kebutuhan riil masyarakat. Tidak saja terpenuhi kebutuhannya, masyarakat pun telah terlibat dengan penuh semangat. Semoga melalui program P2DTK ini dapat benar-benar membantu masyarakat di Provinsi NTT, khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk bangkit dan berdaya agar mampu setara dengan masyarakat di daerah lain yang lebih maju. Jika masyarakatnya maju, maka Insya Allah cita-cita pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dapat tercapai.”

Setelah memberikan sambutan, Menteri Negara PDT beserta rombongan dipersilahkan menyantap makan malam yang sudah disediakan sambil menikmati tarian yang dibawakan oleh anak-anak sekolah yang tergabung dalam sanggar seni di kota SoE. Ahk, udara SoE memang dingin bikin perut keroncongan. Ketika hendak beranjak untuk makan, masuk sms dari Pak David Taopan (HCU PMC) yang pada saat yang sama sedang berada di desa Tune Kecamatan Tobu bersama dengan Pak Ade Wahid (TA Monev NMC) membantu dan mengawasi fisnishing Polindes yang direncanakan diresmikan pada keesokan hari. Isi sms, “Bu, kalo lagi makan ingat-ingat kirim o, katong di sini belum makan.” Wow, sudah jam 00.20 WITA belum makan, dan masih kerja? Karena tidak percaya, sms balasan, “Ok om, nanti katong foto makanan yang ada terus MMS ya?!” Ternyata, setelah nanti bertemu keesokan hari baru tahu kalau pak David dan pak Ade benar-benar belum makan. Hanya makan gorengan yang harus dibeli di kota Kapan yang berjarak ± 10 KM dari desa Tune.

Setelah menikmati makan malam, Menteri Negara PDT diajak untuk menari bersama tarian Bonet yang melambangkan kebersamaan dan persaudaraan dalam formasi lingkaran penuh, sambil bergandeng tangan menari melingkar mengikuti irama musik gitar, tifa dan HEO (alat musik tradisional suku Dawan Timor). Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari ketika Menteri Negara beserta rombongan menuju Hotel Bahagia 2 untuk beristirahat. Kami pun mengikuti rombongan untuk menuju hotel, tapi bukan untuk beristirahat, hanya mengantar pak Andjar dan pak Hasman serta menyimpan tas kami karena kami masih harus menyiapkan Profil Desa Tune dan sub-project Polindes di kantor KM Kabupaten TTS. Kami berkoordinasi dengan KM Kabupaten TTS, pak Eko Pudjono, pak Benyamin Leu dan pak Heru Hermawan menyiapkan Profil untuk pak Menteri juga para Deputi dan Asdep. Tepat jam 03.00 WITA kami baru selesai ngopi. Yah, ngopi sambil siapkan profil Kabupaten, Desa Tune dan Profil Sub-Project. Kami kembali ke Hotel untuk beristirahat. Karena hari minggu, sudah pasti kegiatan dimulai jam 10.00 WITA setelah selesai ibadah Gereja. Disaat bertemu dengan kasur dan bantal, langsung pulas, segala lelah penat tidak terasa lagi.

Terbangun oleh suara gemericik air di kamar mandi jam 06.00 WITA. Wah, kurang dari 3 jam tidur sudah terbangun lagi. Ternyata pak David Stefanus (Jr MIS NMC) sedang mandi. Kami memang sekamar, karena Pak David Taopan dan pak Ade sudah di desa Tune, maka kami menempati kamar yang sebelumnya ditempati ber-3 dengan pak David Stefanus. Karena tidak bisa lagi memejamkan mata, setelah pak David Stefanus selesai mandi, gantian saya yang mandi. Brrrrrr….dingin sekali airnya, tapi segar. Setelah mandi, bersama pak David kami duduk-duduk di teras kamar hotel. Eh, ternyata di sebelah kamar kami ada ibu Fatmawati Dangkua dari Sekretariat P2DTK KPDT. Baru ingat kalau Ibu Fatmawati bersama ibu Yuliati sudah lebih dulu ke SoE bersama rombongan pertama pak David Cs. Jam 07.00 WITA pak Rifai (TL NTT 2) datang ke Hotel untuk menjemput ibu Fatmawati yang akan ikut rombongan KM Kabupaten dan FK yang akan menuju desa Tune jam 08.00 WITA. Jam 08.00 setelah ibu Fatmawati dan rombongan menuju desa Tune, pak Herman J. Banoet (KoordProv NTT) bangun dan kami pun menuju ruangan makan untuk sarapan. Di ruang makan sudah ada pak Hasman yang sedang berbincang dengan pak Fary Francis Anggota Komisi V DPR RI yang sehari sebelumnya sudah berada di Kupang mengikuti acara Partai Gerindra dan peringatan Hari Pattimura bersama masyarakat Maluku yang berada di Kota Kupang. Rencananya, pak Fary Francis akan mendampingi Menteri Negara PDT. Kami sempat diperkenalkan oleh pak Hasman kepada beliau. Setelah sarapan, kami kemudian bersiap untuk mendampingi Menteri Negara PDT yang sesuai agenda perjalanan yang pertama akan mengunjungi dan memberikan kuliah umum di SMK Negeri 1 SoE.

Karena pak David Stefanus bergabung dengan rombongan kami, maka oleh pak Herman J. Banoet, pak David Stefanus diberi kehormatan untuk menjadi driver. Iring-iringan panjang rombongan Menteri Negara PDT pun menuju lokasi SMK Negeri 1 SoE jam 9.45 WITA. Tiba di SMK Negeri 1 SoE, Menteri Negara PDT beserta rombongan disambut dengan upacara sederhana peyambutan tamu oleh siswa-siswi beserta Kepala Sekolah dan para Guru SMK negeri 1 SoE, kemudian menuju aula Sekolah tempat acara berlangsung. Sambutan pertama dari Bupati TTS Ir. Paul V. R. Mella mempersilahkan Siswa-Siswi SMK Negeri 1 SoE untuk berdialog dan bertanya kepada Menteri Negara PDT karena ini adalah kesempatan yang sangat langka bisa ditemui lagi. Sambutan berikut, Kepala SMK Negeri 1 SoE mengucapkan terima kasih karena Menteri Negara PDT bersedia mengunjungi dan memberikan kuliah umum kepada Siswa-Siswi SMK Negeri 1 SoE. Kepala SMK Negeri 1 SoE berharap, dengan adanya kunjungan Menteri Negara PDT bersama Anggota Komisi V DPR RI Saleh Husin dan Fary Djemi Francis, siswa-siswi SMK Negeri 1 SoE lebih terpacu semangatnya untuk lebih giat dalam belajar dan berusaha serta mendapat pencerahan, petunjuk bahwa dengan ilmu yang mereka terima di SMK Negeri 1 SoE mereka sudah bisa terjun ke dalam dunia kerja dan dunia usaha mandiri. Kesempatan ini juga, Kepala SMK Negeri 1 SoE menyampaikan kesulitan-kesulitan dan keterbatasan-keterbatasan SMK Negeri 1 untuk meningkatkan mutu pendidikan dikarenakan minimnya sarana pendukung (peralatan dan perlengkapan) praktek. Menteri Negara PDT pun menyanggupi memberikan bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 1 SoE. Setelah menyaksikan penandatanganan Nota Kesepakatan antara Anggota Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 SoE, Menteri Negara PDT beserta rombongan dan Bupati TTS beserta jajaran langsung menyaksikan hasil kerja dan belajar siswa-siswi SMK Negeri 1 SoE yaitu, ternak unggas, hasil kebun, dan lain-lain.

Setelah hampir selama 20 menit berada di Laboratorium praktek SMK Negeri 1 SoE, kami beserta rombongan Menteri Negara PDT melanjutkan perjalanan ke Desa Nausus Kecamatan Mollo untuk mengikuti acara penutupan Festival Budaya dan Upacara Adat Ningkam Haumeni. Festival Adat "Ningkam Haumeni " merupakan perayaan masyarakat Mollo, Amanuban dan Amanatun di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Festival ini dilaksanakan rutin setiap tahun, untuk memperingati perjuangan masyarakat adat Mollo, Amanuban dan Amanatun dalam melindungi kawasan keramat mereka. Perayaan ini juga menjadi tempat saling bertemu muka, berbagi pengalaman keberhasilan dan tantangan yang dihadapi di tiap-tiap kawasan. Tak cuma sebagai perayaan, festival ini juga untuk menunjukkan kepada publik luas dan pemerintah bahwa mereka memilih penguatan ekonomi lokal yang menjamin kebutuhan pangan keluarga dan menguatkan adat tanpa perlu merusak kelestarian alam. Semangat Festival tahun ini adalah mengajak dan menyerukan seluruh warga khususnya masyarakat adat secara perlahan-lahan memulihkan kembali kerusakan lingkungan akibat pembangunan yang merusak dan mengancam pangan, memulihkan tradisi kedaulatan pangan yang dilakukan nenek moyang mereka, warisan bagi generasi Atoin Meto sekarang. Beragam kegiatan akan digelar, mulai Teater, Drama, Puisi, Tari-tarian, dan Lagu-lagu rakyat adalah merupakan suatu cara untuk menyongsong keberhasilan-keberhasilan produksi pangan yang selalu dilakukan oleh masyarakat adat Atoin Meto Timor sejak awal mereka mengenal pangan. ± 1,5 jam perjalanan dari SoE – Kapan – Nausus.

Yang mengejutkan adalah ketika kami tiba di Kota Kapan. Di sepanjang jalan kota berjejer rapih anak-anak berseragam Sekolah Dasar sampai Menengah Atas yang turut menyambut kedatangan Menteri Negara PDT. Mereka membentuk pagar hidup sepanjang jalan Kota Kapan sambil melambaikan tangan dan mengibarkan bendera kecil merah putih ke arah rombongan Menteri PDT. Padahal hari Minggu, hari libur. Tapi begitu antusias, gembira dan bangga anak-anak Sekolah turut menyambut kedatangan Menteri Negara PDT yang hanya melintas jalan kota menuju desa Nausus.

Tiba di desa Nausus, lokasi Festival budaya ternyata sudah dipadati masyarakat. Menteri Negara PDT pun disambut dan dipersilahkan untuk memasuki sebuah lopo (rumah adat) yang sudah disiapkan. Kami pun bertanya-tanya, kenapa pak Menteri harus masuk ke rumah tersebut? Hampir 10 menit berlalu ketika pak Menteri keluar dari rumah tadi. Ternyata pak Menteri dipakaikan busana Adat Timor lengkap dengan selendang dan destar. Juru kamera pun berebutan mengabadikan moment yang ada. Para penyambut pun mulai melakukan prosesi Natoni (sapaan menyambut tamu secara berbalasan dalam bahasa Dawan)Festival tahunan ini berlangsung bertepatan dengan hari tambang sedunia 29 Mei 2011. Menteri dan rombongan kemudian diarak menuju tempat pertemuan yang sudah disediakan oleh panitia.

Pandangan saya terpaku pada 2 (dua) gunung marmer yang menjulang tinggi diselimuti kabut. Saya menghirup dalam-dalam segarnya udara yang terasa lebih sejuk dibandingkan udara di puncak Bogor. Terpesona dengan gunung marmer, tanpa saya sadari, saya sudah berada dibawah salah satu gunung yang sempat diksplorasi oleh perusahan tambang marmer. Bekas potongannya masih terlihat jelas, bahkan sisa potongan marmer yang mungkin tidak sempat diangkut masih tergeletak begitu saja tidak terurus. Sungguh indah pemandangan di sini. “Dulu sebelum perusahaan tambang marmer ke sini, kawasan sini jauh lebih bagus.” Seorang bapak tiba-tiba sudah berada di samping saya ikut memandangi gunung batu marmer yang memang sudah tidak utuh lagi, tapi masih membuat indah pemandangan sekitarnya. “Masyarakat biasa melepas ternak merumput di sini. Dalam hutan juga ada tempat adat yang kami keramatkan. Tapi itu hilang diambil tentara dan orang-orang dari perusahaan.” Lanjut si bapak lagi. Menurut bapak tadi, masyarakat yang berkumpul berasal dari Amanatun dan Amanuban. Beberapa ruas jalan Amanatun juga terputus. Tapi mereka, laki-laki, perempuan, tua, muda, anak-anak berhimpitan dalam truk yang mereka sewa untuk sampai di desa Nausus. Akh, Amanatun dan Amanuban masih termasuk daerah tertinggal. Tapi di tengah kesulitan hidup, mereka tetap hadir memeriahkan festival dengan menampilkan yang terbaik yang mereka punya.

Saya melihat-lihat lopo yang dibangun tiap-tiap suku dengan ciri khas suku masing-masing. Kain tenun ikat yang mereka kenakan pun mudah dikenal darimana mereka berasal. Itu pun karena saya bertanya-tanya. Saya baru tersadar kalau saya terpisah sendiri dari rombongan ketika Menteri Negara PDT dipersilahkan menikmati makanan yang sudah disediakan. Telinga dan perut langsung connect maklum, udara sangat dingin, berkabut padahal siang hari jam 14.00 WITA.

bersambung . . . . .