English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday, September 2, 2011

Kunjungan BAPPENAS & KPDT di Kabupaten TTS Provinsi NTT


15-16 Agustus 2011


Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada tanggal 15 – 16 Agustus 2011 kembali mendapat kunjungan dari BAPPENAS dan KPDT. BAPPENAS diwakili oleh Bp. Samsul Widodo, Ibu Rayi dan Bp. Sasli Rais (PMU). Dari KPDT diwakili oleh Ibu Ekatmawati dan Ibu Ritna.

Adapun maksud kunjungan bersama ini adalah Sinkronisasi antara Program-Program Pemerintah yang dilaksanakan di Kabupaten TTS seperti, PRUKAB, Bedah Desa, DAK dan P2DTK karena mekanisme Program yang hampir sama. Melalui Koordinator Konsultan P2DTK Provinsi NTT, Bp Herman J. Banoet, kami diminta berkoordinasi dengan KM Kabupaten TTS dan Tim Koordinasi (SATKER) P2DTK Kabupaten TTS untuk menentukan lokasi-lokasi penerima bantuan PRUKAB, Bedah Desa, DAK dan P2DTK yang jaraknya berdekatan atau berada pada satu lokasi (Desa).

Tanggal 14 Agustus 2011, ± jam 20.00 WITA Bp Sasli Rais dari PMU BAPPENAS tiba lebih dulu di Kupang. Sedangkan rombongan berikutnya, Bp Samsul Widodo, Ibu Rayi (BAPPENAS), Ibu Ekatmawati dan Ibu Ritna (KPDT) direncakan tiba pada tanggal 15 Agustus 2011. Karena kunjungan kali ini bertepatan dengan Bulan Ramadhan, maka setelah check in di Hotel kami mengajak Pak Sasli untuk buka bersama, sambil koordinasi untuk kunjungan ke Kabupaten TTS.

Senin pagi jam 08.00 WITA, tanggal 15 Agustus 2011 kami sudah berkumpul di Kantor PMC untuk mempersiapkan perjalanan menuju Kabupaten TTS setelah terlebih dulu menjemput rombongan Pak Samsul Widodo di bandara Eltari yang diperkirakan tiba pada jam 10.00 WITA. Rombongan dibagi dua. Rombongan pertama terdiri dari Pak Samsul Widodo, Ibu Rayi, Ibu Ekatmawati, Koordinator Konsultan P2TK Provinsi NTT Pak Herman J. Banoet, MIS PMC NTT dan Supporting Staff PMC (Operator) Dani Nursanti. Rombongan kedua, Pak Sasli Rais, HCU PMC NTT Pak David T. S. Taopan dan Supporting Staff PMC (Sekretaris & Office Boy) Marlise Koamesakh dan Domianus Matta. Kami langsung menuju SoE ± jam 10.20 WITA setelah menjemput rombongan pak Samsul Widodo di Bandara Eltari.

Perjalanan ke SoE, Ibu Kota Kabupaten TTS kami isi dengan obrolan ringan seputar Program-Program Pemerintah di Provinsi NTT khususnya tentang PRUKAB, Bedah Desa dan P2DTK. Tepat pukul 13.00 WITA, kami memasuki gerbang Kantor BAPPEDA Kabupaten TTS. Rombongan pak Samsul Widodo disambut oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten TTS Bapak Hendrik Banamtuan, Kabid Ekonomi Bapak Johanis Benu dan Bendahara SATKER P2DTK Bapak Laurensius Nalle. Rombongan pak Samsul Widodo kemudian dipersilahkan untuk masuk ke ruang kerja Kepala BAPPEDA. Setelah melepas lelah diselingi obrolan ringan, pak Samsul Widodo menyampaikan maksud kunjungan BAPPENAS dan KPDT di Kabupaten TTS kepada Kepala BAPPEDA yang didampingi oleh beberapa orang Staff Kantor BAPPEDA. Pak Samsul Widodo dan rombongan ingin melihat langsung lahan (hamparan) untuk tanaman jagung seluas 1000 Ha, bantuan KPDT dari dana DAK berupa Angkutan Pedesaan, serta jalan dan sumber air lokasi Bedah Desa.

Kepala BAPPEDA Kabupaten TTS menyampaikan bahwa, lokasi lahan untuk kebun jagung berada di desa Billa Kecamatan Amanuban Timur, ± 50 KM dari kota SoE. Pak Hendrik menambahkan bahwa lokasi yang jauh dikarenakan lahan tidur seluas 1000 Ha hanya terdapat di Desa Billa. Karena permintaan BAPPENAS adalah 1000 Ha, maka Pemerintah Daerah menentukan lokasi di Desa Billa karena di desa-desa dan Kecamatan lain sudah tidak terdapat lagi lahan tidur seluas 1000 Ha. Pak Samsul Widodo pun mengajak untuk melihat secara langsung lahan yang sudah disiapkan. Dan karena lokasi yang jauh, maka kami pun segera bersiap untuk bertolak menuju Desa Billa Kecamatan Amanuban Timur. Kepala BAPPEDA dan Kabid Ekonomi yang masih ada agenda lain tidak bisa ikut mengantar. Kami pun diantar oleh Bendahara SATKER P2DTK Bapak Laurensius Nalle ditemani satu orang staffnya. Rombongan kami bertambah dengan bergabungnya Team Leader NTT 2 beserta KM Kabupaten TTS yang ikut mengantar ke lokasi.

Kunjungan kerja kali ini bertepatan dengan Bulan Ramadhan dan peringatan HUT Republik Indonesia sehingga di sepanjang jalan menuju desa Billa, setiap rumah penduduk yang kami jumpai sudah memasang Bendera Merah Putih. TTS adalah salah satu Kabupaten yang dikategorikan tertinggal, terlihat dari rumah-rumah penduduk yang sangat sederhana berdinding bebak (batang pohon tuak), beratap jerami, sudah pasti hanya beralaskan tanah. Tapi, disetiap rumah sangat sederhana yang kami lewati terpasang Bendera Merah Putih. Masyarakat tetap menyongsong HUT RI dalam keadaan yang serba terbatas. Merdeka? Kami tidak tahu definisi “Merdeka” yang sesungguhnya jika melihat keadaan masyarakat yang kami jumpai. Ditambah lagi keadaan cuaca yang menyebabkan gagal panen sehingga masyarakat menjadi kekurangan pangan. Yah, Indonesia kan luas, semua harus masuk dalam antrian jangan main serobot nanti tidak kebagian. “Inilah potret masyarakat di daerah, Rayi.” Kata pak Samsul Widodo kepada Ibu Rayi yang baru pertama turun ke lapangan dan kaget juga melihat kondisi masyarakat secara langsung. Sedih dan rasa tidak percaya tergambar di wajah Ibu Rayi melihat rumah-rumah penduduk yang nyaris rubuh, ditopang kayu kanan-kiri masih digunakan sebagai tempat tinggal. Yah, bagaimana mereka mau memperbaiki rumah, untuk membeli beras saja mereka kesulitan. Ditambah lagi akses jalan yang sangat buruk yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tetapi patut diacungi jempol, Merah Putih tetap berkibar. Kami sempat mampir di sebuah kios kecil untuk membeli Aqua dan Biskuit sebagai bekal untuk berbuka puasa nanti karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WITA dan kami masih separuh perjalanan menuju lokasi. ± 30 menit dari kios tempat kami membeli Aqua, kami pun tiba di desa Billa. Pada jalan masuk menuju lokasi, sudah menunggu Rombongan Bappeda Kabupaten TTS, Rombongan pak Sasli Rais dan HCU PMC NTT, dan Rombongan Team Leader NTT 2. Karena akses jalan yang sangat buruk menuju lokasi dan tidak bisa dilalui mobil sejenis Innova (Mobil PMC) dan Kijang LGX (Mobil TL NTT 2), maka pak Samsul Widodo dan rombongan pindah ke mobil Rombongan Bappeda Kabupaten TTS yaitu Hilux double cabin yang tentunya cocok untuk medan-medan sulit dan berbatu-batu. Rombongan PMC (KoordProv, MIS) pun pindah ke mobil Hyundai Santa Fe (Rent Car) yang digunakan rombongan pak Sasli Rais dan HCU PMC NTT. Kami pun mengikuti rombongan pak Samsul Widodo menuju lokasi pertama hamparan lahan seluas 1000 Ha yang berjarak ± 6 KM. Namun karena jalan yang sangat buruk, kami seperti merayap perlahan-lahan mengikuti Hilux double cabin yang melaju tanpa beban. Kami tertinggal ± 10 – 15 menit di belakang. Akhirnya kami tiba juga di lokasi. Mobil Hilux terlihat kosong karena rombongan pak Samsul Widodo sudah masuk ke area hamparan untuk melihat secara langsung lokasi yang sudah disediakan Pemerintah Daerah Kabupaten TTS. Kami pun menyusul ke lokasi.

Setelah dirasa cukup melihat lokasi hamparan lahan untuk tanaman jagung, pak Samsul Widodo mengajak rombongan untuk melihat lokasi sumber mata air yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ± 15 KM dari lokasi pertasma. Kembali kami harus melalui jalan yang sangat buruk. Menurut keterangan yang kami terima, jalan yang kami lalui mulai dari depan hingga ke perbatasan kondisinya sangat buruk. Dan rencana jalan tersebut akan diperbaiki dengan bantuan dari Program Bedah Desa. Jika tidak diperbaiki, maka program-program lain yang dicanangkan Pemerintah Pusat lewat Pemerintah Daerah Kabupaten TTS di desa Billa sudah pasti sangat sulit untuk dilaksanakan karena satu-satunya akses jalan adalah yang kami lewati ini. Baru melalui kira-kira 2 KM, kami memutuskan untuk kembali ke tempat perhentian pertama di jalan masuk desa Billa. Karena apabila kami nekat meneruskan perjalanan mengikuti rombongan pak Samsul Widodo yang tidak bisa kami prediksikan sudah berapa jauh jarak antara kami dengan kondisi jalan yang semakin rusak, dikhawatirkan begitu kami tiba di lokasi, rombongan pak Widodo sudah akan kembali, atau bisa juga kami berpapasan di jalan. Matahari sudah mulai terbenam, sebentar lagi waktu berbuka puasa. Kami perlahan kembali menuju perhentian pertama. Pak Sasli Rais sudah berbekal Aqua dan biscuit sebagai menu berbuka puasa dalam perjalanan. Hari mulai gelap, kami seperti sedang mengikuti Rally di hutam belantara karena begitu gelap di sekitar kami. Padahal kanan-kiri kami adalah rumah-rumah penduduk desa Billa. Tetapi karena tidak ada listrik, harga minyak tanah yang mahal sehingga untuk menyalakan pelita pun masyarakat sangat kesulitan. Sungguh mengharukan. Para Pejabat, Anggota DPRD bisa menikmati listrik, tinggal dalam suasana terang benderang bahkan berkelimpahan susu dan madu, tetapi saudara-saudara kita harus menjalani hidup dalam kegelapan dan serba kekurangan. Bagaimana anak-anak sekolah bisa belajar, bagaimana bisa anak-anak menjadi cerdas. Keadaan seperti di desa Billa, pasti juga dialami desa-desa sekitar. Kami bertanya-tanya, pernah tidak ya ada pejabat yang turun melihat-lihat keadaan rakyatnya? Inilah potret negeri kita, negeri yang kaya, yang merdeka tetapi rakyatnya hidup memprihatinkan. Walau bagaimanapun, Merah Putih tetap Berkibar!

Seperti perkiraan kami sebelumnya, begitu kami tiba di tempat perhentian pertama di mana masih menunggu Team Leader NTT 2 Bapak Ahmad Rifai beserta KM Kabupaten TTS, kurang dari 15 menit kemudian rombongan pak Samsul Widodo tiba. Kami kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke SoE, ibu kota Kabupaten TTS. Mobil Hilux yang dikemudikan oleh Bendahara Satker P2DTK Kabupaten TTS Bapak Laurensius Nalle menjadi “Voorrijder” bagi kami, dan kami pun mampir di satu-satunya Rumah Makan Padang di luar Kota SoE untuk makan malam, karena waktu sudah menjukkan pukul 21.00 WITA dan udara dingin membuat perut benar-benar keroncongan. Karena rombongan berjumlah 16 orang, kami harus menggabungkan 3 meja panjang yang biasanya disediakan untuk 6 orang. Kami semua makan dengan lahap, dan setelah beristirahat sejenak, kami pun melanjutkan perjalan menuju SoE. Tiba di SoE pada jam 23.00 WITA, kami kemudian masuk ke kamar masing-masing karena sebelumnya sudah dipesan oleh KM Kabupaten TTS.

Pagi-pagi jam 08.00 kami semua sudah bersiap untuk langsung check-out­ dari Hotel kemudian melanjutkan agenda Rapat di Aula Kantor BAPPEDA Kabupaten TTS bersama Kepala Bappeda, Staff dan SKPD terkait guna membahas rencana-rencana Program Pemerintah Pusat yang disinkronkan dengan rencana Program Pemerintah Daerah Kabupaten TTS. Sebelum acara rapat dimulai, sambil menunggu Kepala Dinas terkait beserta staff, pak Samsul Widodo mengajak kami untuk meninjau bantuan dana DAK dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) berupa Peningkatan Pelayanan Angkutan Pedesaan yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten TTS. Disambut oleh Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Bapak Drs. Yusuf Kaka, rombongan pak Samsul Widodo dipersilahkan masuk ke ruangan Kantor Kepala Dinas untuk berdiskusi sambil memperlihatkan dokumen-dokumen kelengkapan dan keuangan bantuan dana DAK yang mereka kelola.

Setelah berbincang selama 20 menit, rombongan pak Samsul Widodo dipersilahkan untuk melihat Angkutan Pedesaan yang terparkir di halaman belakang gedung kantor Dinas Perhubungan, dan ada yang dalam kondisi rusak ringan (pecah ban) yang terparkir di garasi. Setelah dirasa cukup menghimpun data-data yang diperlukan, pak Samsul Widodo mengajak kami kembali ke kantor Bappeda untuk memulai Rapat.

Pukul 09.30 Rapat dibuka oleh Kepala Bappeda Kabupaten TTS, Bapak Hendrik Banamtuan dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan terima kasih kepada Bappenas, KPDT dan Pemerintah Pusat karena merasa sangat diperhatikan, sehingga dalam bulan Ramadhan ini pun masih meluangkan waktu mengunjungi Kabupaten TTS dengan kepedulian perkembangan pembangunan Kabupaten TTS dengan memberikan bantuan lewat Program-Program Pemerintah Pusat seperti P2DTK, PRUKAB, Bedah Desa, DAK, dan lain-lain. Agenda terdekat setelah peringatan HUT RI adalah, Pemerintah Daerah akan mengumpulkan masyarakat desa Billa dan mengundang Bupati TTS untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang Program PRUKAB dan Bedah Desa serta manfaat yang nantinya dirasakan oleh masyarakat.

Dalam sambutannya, pak Samsul Widodo mengatakan bahwa beliau sangat terkesan dengan perjalanan ke desa Billa sehari sebelumnya. Yang dikhawatirkan adalah hamparan lahan seluas 1000 Ha apakah nanti pada bulan Desember 2011 sudah siap ditanami. Beliau juga menyampaikan dukungan kepada Program Bedah Desa yang akan membangun jalan menuju desa Billa yang sangat buruk, dan untuk irigasi BAPPENAS akan berusaha membantu. Lebih lanjut pak Samsul Widodo mengatakan bahwa Program P2DTK, PNPM Mandiri Pedesaan, juga PRUKAB dan Bedah Desa sama dari segi mekanisme sehingga masih dicari solusi terbaik apabila program-program ini bisa disenergikan, di sinkronisasi.

Ibu Rayi dalam kesempatan ini juga menyampaikan bahwa dalam pembangunan daerah perlu adanya input apa yang dibutuhkan oleh daerah harus ditonjolkan agar mendapat perhatian dan sentuhan. Ibu Rayi juga menyampaikan harapan terhadap PRUKAB dan Bedah Desa ada sinkronisasi sehingga kebutuhan-kebutuhan masyarakat bisa terdata dan bisa difasilitasi. Kepada Bappeda Kabupaten, ibu Rayi menyampaikan kebutuhan akan data. Data-data yang valid dan riil sehingga menjadi amunisi bagi Bappenas dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan di daerah.

Ibu Ritna sebagai wakil dari Bedah Desa KPDT menyampaikan bahwa sosialisasi Bedah Desa ke masyarakat sudah dilakukan, tetapi koodinasi belum dilaksanakan sehingga diharapkan bantuan Pemerintah Daerah agar masyarakat dapat terus merasakan program yang sudah dirancang oleh Pemerintah Pusat. Sedangkan ibu Ekatmawati mengharapkan distribusi berjalan dengan baik sehingga tahun 2012 Program PRUKAB tetap menjadi nominasi utama tentunya dengan laporan-laporan yang valid dan riil.

Rapat berjalan dengan tertib dan semangat peserta rapat masih tetap terjaga, terlihat dari beberapa pertanyaan, informasi dan harapan-harapan dari peserta rapat yang sebagian besar dari SKPD terkait. Namun, agenda rapat harus diakhiri dikarenakan pak Samsul Widodo beserta rombongan harus kembali ke Jakarta dengan penerbangan jam 17.00 WITA sehingga paling tidak jam 13.00 WITA kami sudah harus bertolak menuju Kupang agar tidak terburu-buru tetapi tepat waktu tiba di bandara. Harapan terakhir yang disampaikan pak Samsul Widodo adalah, “Mohon doa restunya agar rancangan Program P2DTK II berhasil!” Kepala Bappeda Kabupaten TTS menutup rapat bersama ini dengan manyampaikan terima kasih kepada pak Samsul Widodo beserta rombongan karena Rapat Koordinasi hari ini memberi banyak masukan dan dukungan, dan harapan beliau Program P2DTK tetap berlanjut di Kabupaten TTS agar daerah-daerah tertinggal, daerah-daerah miskin yang belum tersentuh dapat dijangkau pembangunan.

Pukul 13.00 WITA kami dilepas oleh Kepala Bappeda beserta Staff dan bertolak menuju Kupang dan pada pukul 15.30 kami tiba di Kupang, mampir sebentar di kantor PMC untuk beristirahat. Pukul 16.00 WITA kami mengantar pak Samsul Widodo beserta rombongan menuju bandara Eltari untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.

Selamat jalan Pak Samsul Widodo, Pak Sasli Rais, Ibu Rayi, Ibu Ekatmawati dan Ibu Ritna semoga kita dapat bertemu kembali.

Kami dukung dalam doa agar rancangan program P2DTK II bisa berhasil.