English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday, February 3, 2011

Refleksi & Tindakan

To Reflect & To Act

Iseng-iseng, saya buka account email saya yang lama dan saya menemukan satu pesan email dari kawan teman saya punya teman, temannya punya kawan, kawannya punya teman … ugh, ribet. Intinya, pesan ini diforward dari teman, kepada teman dan kawan-kawannya. Saya baca subjectTo Reflect & To Act” kalo diterjemahkan dalam bahasa ibu, “Refleksi & Tindakan”. Suer, ini terjemahan saya minta dari ibu saya yang kebetulan seorang Guru Bahasa Inggris (:”> jd malu, ketahuan tidak bisa bahasa inggris) karena ketika saya tanya om Google, terjemahannya agak njelimet (pinjam istilah kawan teman saya yang orang Papua). Kalau melihat daftar carbon copy (Cc), banyak sekali penerima pesan tersebut. Hm, jadi ragu saya untuk memuat pesan ini di blog. Tapi, setelah saya pikir-pikir, pesan ini sudah beredar beberapa tahun yang lalu. Pasti yang punya alamat email yang di-Cc tadi juga sudah pada lupa karena pasti seperti saya juga, setelah terima, baca kemudian cuek, hehe. Dan setelah saya baca kembali, pesan ini pas benar dengan Program Pemberdayaan Masyarakat Indonesia oleh Pemerintah yang sedang giat-giatnya dilaksanakan di Bumi Pertiwi. Keputusannya, dimuat di blog tentunya melalui proses editing di meja redaksi. Nah susahnya, saya pasti kesulitan pada saat mau mulai menulis di blog. kalimat pembuka susah sekali.

Tiba-tiba seperti ada yang nyentil kuping saya, kemudian ada suara tanpa wujud, “Weleh, elu cuma copas (copy paste) aja pake sok mikir segala. Lagak elu sudah kayak Gola Gong. Ayo sadar!” Trrriinggg . . . here we go . . .

Perbedaan Negara Berkembang (miskin) dan Negara Maju (kaya) tidaklah tergantung pada umur Negara tersebut. Mengapa demikian? Kita lihat contoh pada Negara India dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (miskin). Yah, meskipun tidak miskin-miskin amat karena beberapa tahun belakangan ini India mulai menggeliat dalam pembangunan bidang pertanian, perindustrian, phmarmacy, dan lain sebaginya. Namun jika dibandingkan dengan Australia, New Zaeland, Singapura, Kanada yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari Negara maju di dunia dan penduduknya tidak lagi miskin.

Ketersediaan sumber daya alam dari suatu Negara juga tidak menjamin Negara itu menjadi kaya atau miskin. Negara Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan. Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor 2 di dunia. Jepang laksana suatu Negara “industri terapung” yang besar sekali. Mereka mengimport bahan baku dari semua Negara di dunia dan mengeksport barang jadinya. Contoh lain, Swiss. Negara Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi, menjadi Negara pembuat coklat terbaik di dunia. Seperti kita ketahui, Negara Swiss sangat kecil dan hanya 11% dari daratannya yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik dengan Nestle yang adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia. Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban. Tetapi hingga saat ini, bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan koleganya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan. Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.

Lalu. . . apa perbedaannya?

Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan.

Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti dan mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut :

1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari

2. Kejujuran dan integritas

3. Bertanggung jawab

4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat

5. Hormat pada hak orang/warga lain

6. Cinta pada pekerjaan

7. Berusaha keras untuk menabung & investasi

8. Mau bekerja keras

9. Tepat waktu

Di negara berkembang/terbelakang/miskin hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut di atas. Yang perlu kita sadari dan renungi bersama bahwa, kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita. Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.

Pesan yang sungguh membuat bathin terenyuh walaupun sudah cukup lama, tapi tetap bermanfaat. Karena jujur saja, dari 9 prinsip dasar di atas untuk saya pribadi setelah diteliti satu demi satu, semuanya terlewati dengan sukses. Maksud saya, semua terlewati karena tidak saya patuhi (((: smile :))) Nah ini, contoh yang buruk sudah tahu salah masih tetap tersenyum.

Pembaca dan pengunjung blog yang budiman, mungkin pesan ini sudah sering dibaca atau didiskusikan bersama teman, tapi tidak ada salahnya dibaca lagi. Dan harapan kami setelah membaca pesan ini bisa kembali menggugah semangat kita sebagai anak bangsa untuk merubah perilaku dan kebiasaan. Alangkah mulianya jika pesan ini bisa diteruskan kepada teman, saudara, sejawat, dan masyarakat. Jika tidak meneruskan pesan ini tidak akan terjadi apa-apa, yang punya pacar tidak akan ditinggal pacar, yang kaya tidak akan jatuh miskin, tidak akan kehilangan pekerjaan, tidak mendapat kesialan selama 3 tahun. Tetapi, jika pesan ini tidak diteruskan maka tidak akan terjadi perubahan apapun dalam Negara kita tercinta ini. Masyarakat kita akan tetap berlanjut dalam kemiskinan bahkan bisa menjadi lebih miskin. Seratus atau bahkan seribu program pemberdayaan masyarakat dihadirkan, tapi jika kita semua tidak mematuhi prinsip dasar kehidupan seperti tersebut di atas, maka semua tidak berarti.

Jika kita mencintai Negara kita refleksikan hal ini. Kita harus mulai dari mana saja, BERUBAH dan BERTINDAK dan perubahan dimulai dari diri kita sendiri. Mari . . . . . .