English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, August 4, 2009

DEMI P2DTK..... RELA KELAPARAN.... MENUNGGU DI BAWAH GUYURAN HUJAN SELAMA 7 JAM

Desa Lotas, bagian dari kecamatan Kokbaun terletak di ujung timur Kabupaten TTS berbatasan langsung dengan kabupaten Belu. Wilayah ini sangat identik dengan kerusuhan antar etnis yang sering menelan korban jiwa, sehingga kondisi keamanannya terbilang sangat rawan. Dilihat dari potensi Sumber Daya Alamnya memang daerah ini tergolong sangat minim.
Adalah SDN Lotas (penerima bantuan 200 pasang seragam siswa dan 3 orang guru kontrak) dan SMPN Lotas (penerima bantuan 1250 exemplar buku pelajaran / buku bacaan dan 3 orang guru kontrak), yang masih satu atap penerima manfaat BLM Kabupaten untuk kecamatan Non BLM Program P2DTK Kabupaten Timor Tengah Selatan yang membuat P2DTK menggema di Lotas.
Malam itu jam tangan saya menunjukan pukul 21.00 atau jam 9 malam ketika mobil yang kami tumpangi menjejakan rodanya di halaman sekolah itu. Tim kami terdiri dari UPKD Pendidikan, TPK Kabupaten, KM. Kab. Pendidikan beserta Penjahit pakaian seragam dan Penerbit buku.Oleh karena banjir maka dibutuhkan waktu lebih dari 6 jam untuk sampai ke Lotas dari Soe. Hujan lebat serta tanah yang berlumpur akibat hujan yang tak henti sepanjang seminggu terakhir membuat sopir harus extra hati-hati.

“Selamat malam, Bapak/ibu, Selamat datang di Lotas !” Sapa seorang pria paruh baya yang adalah kepala SDN Lotas begitu kami tiba di teras sekolah. Tegur sapa diiringi jabat tangan hangat sekaligus mempersilakan kami masuk ke ruang kelas. Ruangan kelas semi permanen itu sekatnya sengaja dibuka untuk dapat menampung masyarakat yang hadir malam itu. Saya terperanjat begitu menyaksikan antusiaisme masyarakat yang memadati dua ruang kelas. Tua, muda, laki, perempuan terlihat sangat antusias menyambut kedatangan kami.
“Selamat malam dan selamat datang bapak/ibu dari P2DTK, kami sangat bahagia walaupun telah menunggu selama 7 jam sejak jam 2 siang tadi namun kami sangat menyadari jauhnya jarak yang harus bapak/ibu tempuh. Kami juga tahu bahwa P2DTK adalah program masyarakat miskin seperti kami!” ungkap seorang guru SMP selaku MC malam itu. Acarapun diawali dengan penerimaan secara adat dan dilanjutkan dengan tatap muka dan tanya jawab.
Berikut Apa pendapat mereka tentang P2DTK?
Ibu Veronika Tanelu (orang tua murid).
“Makasi P2DTK ! Ketong sangat senang atas bantuan ini karena sangat meringankan beban kami orang tua. Beta pung anak satu di SMP dan dua di SD sini. Jadi beta sangat terimakasih sekali.”
Edison Boimau, S.Pd. (Kepala SMPN Lotas).
“Terimakasih P2DTK, Puji Tuhan karena berkat KebaikanNya P2DTK boleh datang menghampiri kami. Terus terang sebagai sekolah baru, kami sangat merana. Buku yang kami miliki hanya buku pegangan guru, sehingga siswa harus mencatat semua mata pelajaran.” Saya berjanji akan membuka kesempatan kepada semua SD yang ada di Lotas untuk memanfaatkan bantuan buku ini.

Wellem Maleno (Tokoh Adat)
“Makasi P2DTK, semoga Tuhan memberkati Pemerintah agar sonde lupa ketong dan kalau bisa ketong, dan kalau bisa ketong pung kecamatan bisa masuk kecamatan P2DTK.


Oleh Benyamin Leu